Permasalahan lingkungan terus berkembang dan semakin kompleks, dan kepadatan penduduk dan kebutuhan umum akan berpengaruh terhadap tingkat pembangunan suatu wilayah. Semakin banyak lahan terbangun maka tingkat alih fungsi lahan akan semakin tinggi dan RTH (ruang terbuka hijau) menjadi semakin berkurang sehingga meyebabkan ruang resapan semakin sedikit.

Dampak dari hal ini adalah bencana banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau, menambahkan bahwa tidak adanya resapan air di pekarangan rumah akan memperbesar potensi terjadinya banjir di wilayah perkotaan. 

Perubahan tutupan lahan berdampak pada zona penyerapan air hujan secara alami, sehingga air hujan yang seharusnya meresap ke tanah akan berubah menjadi air limpasan.

Untuk mengatasi permasalah ini, dalam rangka kegiatan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2024 dengan tema: "Land Restoration, Desertification, and Drought Resilience" PT Mitrabara Adiperdana Tbk melakukan kegiatan workshop pembuatan lubang biopori pada tanggal 6 Juni 2024 di SMA N 5 Malinau.
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) berupaya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dan pelajar mengenai manfaat biopori dan pengelolaan sampah organik. Pengelolaan sampah organik dengan biopori dapat meningkatkan nilai ekonomi sampah serta menekan biaya produksi usaha tani ataupun biaya pemeliharaan tanaman pekarangan.

Penulis & Editorial : Dythia F Julyansyah/CSR & Lita Nadira/CS